Pithbalap - Hal ini memang menyedihkan, kehilangan seseorang yang dicintai bisa menghancurkan secara emosional dan bahkan bisa berpengaruh pada kesehatan fisik, termasuk jantung. Dalam istilah medis, hal ini disebut sebagai broken heart syndrome atau sindrom patah hati.
Mengenal sindrom patah hati
Dilansir Mayo Clinic, sindrom patah hati adalah adalah nyeri dada mendadak yang disebabkan oleh situasi stres dan emosi ekstrem. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh penyakit fisik yang serius, dan juga dapat terjadi ketika seseorang mengalami stres ekstrem, termasuk setelah kehilangan seseorang yang dicintai.
Sindrom ini secara medis dikenal sebagai kardiomiopati stres, kardiomiopati Takotsubo, dan sindrom balon apikal. Sindrom patah hati ini dapat diobati dan biasanya pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala sindrom patah hati
Dilansir WebMD, orang dengan sindrom patah hati mungkin mengalami nyeri dada mendadak, atau mengira mereka mengalami serangan jantung. Sindrom patah hati hanya mempengaruhi sebagian dari jantung, dan mengganggu fungsi pemompaan jantung yang biasa dengan sekejap. Jantung terus bekerja keras dan berkontraksi lebih kuat.
Ketika stres fisik dan emosional sedang terguncang, seperti saat mengalami patah hati, kamu akan mengalami sesak napas dan nyeri dada mendadak, namun tidak separah ketika terkena serangan jantung pada umumnya.
Wanita cenderung berisiko besar terkena sindrom ini
Dilansir Cleveland Clinic, sekitar 88% atau sebagian besar kasus sindrom patah hati menyerang wanita, terutama wanita di usia lanjut atau pasca menopause.
Sebuah penelitian di tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa di antara tahun 2006 dan 2017, diagnosis sindrom patah hati meningkat 6 hingga 10 kali lipat, dan kenaikannya lebih cepat di kalangan wanita dalam kelompok usia antara 50 hingga 74 tahun dibanding kelompok lain.
Menurut Abhijeet Dhoble, profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical University of Texas Health Science Center, sindrom patah hati sangat mungkin berakibat fatal, namun cenderung tidak terlalu berbahaya dibanding serangan jantung, dengan tingkat kematian hanya sekitar 2%.
Cara mengatasinya
Sindrom ini bisa diatasi dan ditangani tergantung gejalanya, ringan atau berat. Untuk gejala berat, dokter biasanya memberikan obat tekanan darah dan pengencer darah. Untuk gejala ringan, dokter menyarankan aktivitas menyehatkan seperti yoga, meditasi, dan berolahraga ringan. Ini berguna untuk mengurangi stres.
Ternyata tidak hanya dalam cerita novel atau film saja patah hati bisa mematikan. Dalam kehidupan nyata juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Segera move on, berusaha untuk memaafkan diri sendiri. Karena yang lalu biarlah berlalu, mari sambut masa depan yang baru! Noe
Comments
Post a Comment